DUA PERKARA YANG LEBIH UTAMA

KAJIAN KITAB NASHOIHUL IBAD
BAB 2
MAQOLAH KE 1: DUA PERKARA YANG LEBIH UTAMA

بَابُ الثُنَائِيْ
وَفِيهِ ثَلَاثُونَ مَوْعِظَة، أَرْبَعَةٌ أَخْبَارٌ وَالْبَاقِى آثَارٌ وَنَعْنِى بِالْأَخْبَارِ أَقْوَالَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِالْآثَارِ أَقْوَالَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ.

Dalam bab ini ada 30 Nasihat, dari tiga puluh nasihat itu ada 4 akhbar dan sisanya atsar. Yang kami maksud dengan istilah akhbar adalah sabda sabda nabi dan yang kami maksud dengan istilah atsar adalah perkataan sahabat dan para tabi'in.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 1: Dua Perkara yang Lebih Utama

(فمِنْهُ) أَيْ فَالْمَقَالَةُ الْأُوْلَى مِنَ الْمُنَبِّهَاتِ الثُّنَائِيَّةِ (مَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: خَصْلَتَانِ لاَ شَيْءَ أَفْضَلُ مِنْهُمَا: الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَالنَّفْعُ لِلْمُسْلِمِينَ) بِالْمَقَالِ أَوْ بِالْجَاهِ أَوْ بِالْمَالِ أَوْ بِالْبَدَنِ.

(Di antara Bab yang isinya dua dua) Maksudnya maqalah yang pertama dari bab munabbihat (Nasehat yang mengingatkan supaya bersiap menuju akhirat) yang isinya dua dua (Adalah hadits yang diriwayatkan dari Nabi bahwa Nabi bersabda :

"Ada dua perkara tidak ada suatu amalan lain yang lebih utama dari pada dua amalan itu yaitu beriman kepada Allah dan memberi manfaat kepada umat Islam".) Dengan ucapan atau dengan kedudukan atau dengan hartan atau dengan badan.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ أَصْبَحَ لَا يَنْوِي الظُّلْمَ عَلَى أَحَدٍ غُفِرَ لَهُ مَا جَنَى، وَ مَنْ أَصْبَحَ يَنْوِي نُصْرَةَ الْمَظْلُومِ وَقَضَاءَ حَاجَةِ الْمُسْلِمِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ مَبْرُورَةٍ".
Telah bersabda Rasulullah ﷺ :

"Barang siapa yang masuk di waktu pagi tidak berniat dzolim kepada siapapun maka pasti akan diampuni atas kesalahan yang telah dilakukan. Barang siapa yang masuk di waktu pagi dia berniat menolong orang yang didzolimi dan memenuhi kebutuhan orang lain Maka perbuatan ini baginya seperti pahala haji yang mabrur.

وَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: "أَحَبُّ الْعِبَادِ إلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُ النَّاسِ لِلنَّاسِ، وَأَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى قَلْبِ الْمُؤْمِنِ، يَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا أَوْ يَكْشِفُ عَنْهُ كَرْبًا أَوْ يَقْضِي لَهُ دَيْنًا".

Telah bersabda Rasulullah ﷺ :
"Hamba yang paling disukai oleh Allah adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada manusia. Dan amalan yang paling utama adalah memasukkan kegembiraan ke dalam hati orang mukmin, dia usir rasa lapar dari orang mukmin atau dia hilangkan kesusahan dari orang mukmin atau dia bayarkan hutang bagi orang mukmin.

(وَخَصْلَتَانِ لَا شَيْءَ أَخْبَثُ) أَيْ أَنْجَسُ (مِنْهُمَا: الشِّرْكُ بِاللهِ وَالضُّرُّ لِلْمُسْلِمِينَ) فِي أَبْدَانِهِمْ أَوْ أَمْوَالِهِمْ فَإِنَّ جَمِيعَ أَوَامِرِ اللَّهِ تَعَالَى تَرْجِعُ إلَى خَصْلَتَيْنِ: التَّعْظِيمِ للهِ تَعَالَى وَالشَّفَقَةِ لِخَلْقِهِ، كَقَوْلِهِ تَعَالَى: "أَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ" [الْبَقَرَةِ: ٤٣]، وَقََوْلِهِ تَعَالَى: "اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ" [لُقْمَانَ: ١٤]. رُوِيَ عَنْ أُوَيْس الْقَرْنِ أَنَّهُ قَالَ: "مَرَرْتُ فِي بَعْضِ سِيَاحَتِي بِرَاهِبٍ، فَقُلْتُ یا رَاهِب، مَا أَوَّلُ دَرَجَةٍ يَرْقَاهَا الْمُرِيدُ؟، قَالَ رَدُّ الْمَظَالِمِ وَخِفَّةُ الظَّهْرِ مِنَ التَّبِعَاتِ، فَإِنَّهُ لَا يَصْعَدُ لِلْعَبْدِ عَمَلٌ وَعَلَيْهِ تَبِعَةٌ أَوْ مَظْلَمَةٌ

(Ada dua perkara tidak ada perkara lain yang lebih buruk) maksudnya lebih kotor (dari pada dua perkara ini yaitu yang pertama syirik kepada Allah dan yang ke dua membahayakan orang Islam) pada fisiknya atau harta orang Islam. Karena semua perintah Allah itu merujuk pada dua perkara yaitu yang pertama mengagungkan Allah dan yang ke dua adalah berbelas kasih kepada makhluk.

Seperti Firman Allah "Dirikanlah sholat dan bayarlah zakat" [Q.S Al-Baqarah : 34] dan firman Allah "bersyukurlah kamu kepadaku dan kepada kedua orang tua mu" [Q.S Luqman : 14]. Diriwayatkan dari Uwais al-Qarni, beliau berkata: "Saya melewati sebagian perjalanan saya di dekat seorang pendeta, lalu saya berkata, 'Wahai pendeta, apa tingkatan pertama yang harus dilalui seorang murid ?' Pertapa itu menjawab, 'mengembalikan hal hal yang diambil secara zalim dan ringankan beban dari tangguan tanggungan pada manusia, sungguh tidak bisa naik amal perbuatan bagi seorang hamba sedangkan atas hamba itu ada tanggungan dosa pada orang lain atau masih ada kedzoliman.'" 


© Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 | Lilmuslimīn
Source: https://www.lilmuslimin.com/2023/09/terjemah-kitab-nashoihul-ibad-bab-2.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PORSADIN VII PURBALINGGA

MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH

RETREAT TIM EFEKTIF MEDIA SOSIAL PENYULUH AGAMA ISLAM PURBALINGGA